SELAMAT JALAN PUAN PANDANWANGI
PEKANBARU-Berakhir sudah
perjuangan Puan Pandanwangi. Setelah kurang lebih 2 bulan, tepatnya 16 Desember
2019, Tim Balai Besar KSDA Riau, Yayasan TNTN dan pihak PT. RPI
menyelamatkannya dari jerat di lokasi HTI PT RPI di desa Pandan Wangi, Kec.
Peranan, Kab. Inhu.
Puan berada dalam perawatan
intensif petugas medis dan perawat satwa di Pusat Latihan Gajah (PLG) Riau di
Minas karena luka jerat yang cukup parah. Kaki kiri depannya terjerat hingga
hampir membuatnya putus. Puan yang masih sangat imut menjadi perhatian khusus
seluruh petugas medis sampai Kepala Balai Besar KSDA Riau. Bapak Suharyono
sering berkunjung ke PLG hanya sekedar untuk memberinya susu dan membelai Puan.
Puan pun terlihat sangat manja.., seolah sedang mencari kasih sayang yang
hilang dan baru saja ditemukan.
Namun Tuhan berkehendak lain, Jumat, 14 Februari 2020
dini hari, Puan kritis. Segala upaya kembali dikerahkan. Termasuk di stand by
kannya drh. Danang di sisi Puan
sejak bayi Gajah tersebut mengalami penurunan dan tidak mau minum susu
sama sekali. Puan harus diinfus dan diberi vitamin untuk suporting kondisi
tubuhnya.
Akhirnya perjuangan itupun
harus berakhir, pagi hari pukul 06.00 Wib, Gajah Puan mati.
Nekropsi segera dilakukan pada
hari itu juga, pukul 11.30 sampai 13.30 WIB oleh drh. Dhanang dengan tim
paramedis Balai Besar KSDA Riau.
Hasil nekropsi menyatakan
bahwa saat mati berat badan Gajah Puan 101 kg. Melihat perubahan pada organ (patologi
anatomi) penyebab kematian diduga karena gangguan pencernaan sehingga
penyerapan nutrisi terganggu.
Setelah dilakukan nekropsi,
bangkai Gajah dikubur di sekitar lokasi Pusat Latihan Gajah Riau di Minas.
Masih akankah ada puan puan
yang lain yang tidak berdosa harus terpisah dari induknya dan mengalami hal
yang sama hanya karena keserakahan manusia yang tidak mau berbagi tempat dengan
makhluk lainnya?
STOP JERAT SATWA APAPUN ALASANNYA!!!