Konflik Gajah Di Riau Akibat Kerusakan Lanskap Tesso Nilo, Begini Penjelasannya
Pekanbaru (ANTARA) - Kasus konflik gajah sumatera (elephas
maximus sumatranus) dengan manusia yang kini berlangsung di Kabupaten Indragiri
Hulu, Provinsi Riau,adalah akibat kerusakan parah di lanskap Tesso Nilo yang
merupakan habitat alami satwa bongsor itu.
Sebagaimana semua orang sudah tahu, lanskap Tesso Nilo sudah
berubah bentang alamnya menjadi kelapa sawit, hutan tanaman dan sebagainya,
kata Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Provinsi Riau,
Suharyono, di Pekanbaru, Kamis.
Ia mengatakan sudah sekitar dua pekan terakhir
enam ekor gajah sumatera liar berkeliaran di area perkebunan dan permukiman di
Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu). Mereka terpecah menjadi dua kelompok, yakni di
Kecamatan Peranap empat ekor dan sisanya di Kecamatan Kelayang.
Hewan dilindungi itu sejatinya berasal dari lanskap Tesso
Nilo, yang merupakan kantong gajah dengan populasi terbesar di Riau. Lanskap
Tesso Nilo merupakan kantong gajah terbesar ada sekitar 140 ekor di sana,
ujarnya.
Lanskap Tesso Nilo berada sekurang-kurangnya di dua
kabupaten, yakni Pelalawan yang terbesar dan Inhu. Di Pelalawan merupakan
lokasi kawasan konservasi Taman Nasional Tesso Nilo, seluas lebih dari 86 ribu
hektare, namun habitat gajah itu kini porak poranda akibat perambahan yang
massif.
Suharyono mengatakan, akibat kerusakan habitat aslinya di
lanskap Tesso Nilo, gajah liar kesulitan mencari makanan sehingga terpaksa
keluar hingga ke area permukiman.
Kebutuhan ruang hidup 140 ekor lebih gajah di
Tesso Nilo pasti sulit karena yang dulunya mereka mudah dapat makanan, sehingga
dia (gajah) akan keluar dari tempat dia hidup saat ini, ujarnya.
Tim gabungan baru bisa memulai operasi penghalauan enam ekor
gajah sumatera pada Kamis pagi ini sejak pukul 08.00 WIB. Operasi gabungan ini
turut melibatkan Tim Balai Taman Nasional Tesso Nilo dan WWF. Di dalam tim
tersebut juga ada dua gajah binaan dari Taman Nasional Tesso Nilo, yang diberi
nama Rahman dan Indro.
Operasi penggiringan itu akan mencoba menghalau
enam ekor satwa dilindungi itu agar kembali masuk ke kantong gajah Tesso Nilo.
Pewarta
: FB Anggoro
Editor: Febrianto Budi Anggoro
COPYRIGHT ANTARA 2019