SI BELANG MELENGGANG DI KEBUN WARGA, PETUGAS SIGAP MEMASANG KAMERA TRAP
PEKANBARU-Tanggal 4 Juli 2018 warga Desa Kuto Tuo dikejutkan oleh
adanya jejak yang diperkirakan adalah jejak tapak Harimau. Wargapun
menyatakan adanya perjumpaan langsung dengan satwa yang dilindungi
tersebut. Kepala Desa/wali Koto Tuo Kec. XIII Koto Kampar, Kab. Kampar
melaporkan kejadian temuan dimaksud kepada Balai Besar KSDA Riau.
Tim Penanggulangan Konflik Balai Besar KSDA Riau dengan serta
merta turun untuk melakukan identifikasi dan berkoordinasi dengan aparat setempat. Hasil identifikasi
menyatakan bahwa memang benar, jejak tapak yang ditemukan adalah jejak tapak
Harimau.
Tim segera melakukan sosialisasi bagaimana cara menghadapi
satwa liar dan diskusi dengan aparat desa serta tokoh masyarakat untuk
melakukan pemasangan umpan. Jika pemasangan umpan tidak berhasil, maka akan
dilakukan pemasangan kamera trap di
lokasi perjumpaan warga dengan si raja hutan.
Ternyata hingga hari ketiga pemasangan umpan, umpan tetap
aman ditempatnya. Sebagaimana rencana awal, Tim memutuskan untuk melakukan
pemasangan kamera trap. Dengan pemasangan kamera trap diharapkan Harimau dapat
terpotret sehingga dapat diketahui jenis kelamin dan perkiraan umurnya. Keadaan
lokasi pemasangan berada di perkebunan karet warga di mana di sekitarnya
terdapat danau, rimba, dan semak belukar.
Sebelum pemasangan kamera trap, kembali Tim melakukan
sosialisasi dan koordinasi dengan aparat desa serta tokoh masyarakat. Tim segera melakukan identifikasi di tiga
titik perjumpaan masyarakat dengan Harimau pada koordinat 019'03.6" ,
10040'57.5"
dan 017'55.6" , 10039' 28.2" serta
016'10.8", 10041'27.8". Dari ketiga titik tersebut, tim
mempertimbangkan peluang paling besar Harimau terpotret yaitu pada koordinat
016'10.8", 10041'27.8". Lokasi ini merupakan kebun karet dan tim
memasang sebanyak 2 buah kamera trap. Pemilihan lokasi tersebut dengan
mempertimbangkan daerah jelajah/home range Harimau, keberadaan jejak kaki,
perjumpaan langsung, dan keamanan kamera
dari gangguan oknum yang tidak bertangungjawab. Setelah pemasangan kamera, tim
juga melakukan penyisiran di sekitar lokasi untuk melihat tanda-tanda
keberadaan Harimau, namun dalam penyisiran tersebut tidak ditemukan tanda tanda
yang baru terkait keberadaan Harimau.
Masyarakat setempat sangat mendukung kegiatan tersebut karena
sudah beberapa hari mereka merasa cemas dan takut untuk melakukan aktifitas di
kebun mereka. Keberadaan petugas di lokasi menciptakan rasa tenang dan nyaman
bagi warga masyarakat.
Apabila kamera trap berhasil mendokumentasikan Harimau maka akan diambil tindakan lebih lanjut misalnya penghalauan atau penggiringan ke habitatnya yang paling memungkinkan untuk menjauhi pemukiman warga, demikian ungkap Heru Sutmantoro lebih lanjut.