Suaka Margasatwa Bukit Rimbang - Bukit Baling
SM Bukit Rimbang Bukit Baling pada awalnya
ditunjuk melalui Keputusan Gubernur KDH Tk. I Riau Nomor 149/V/1982 tanggal 21
Juni 1982 tentang Penunjukan Areal Hutan di sekitar Bukit Rimbang Bukit Baling sebagai kawasan Hutan Tutupan / Suaka Alam
seluas 136.000 hektar. Bukit Rimbang Bukit Baling ditunjuk sebagai kawasan
suaka alam dikarenakan areal hutan di sekitar Bukit Rimbang Bukit Baling
memiliki fungsi suaka margasatwa dan sumber mata air yang perlu dibina kelestariannya,
untuk kepentingan pengaturan tata air, pencegahan bahaya banjir, tanah longsor
dan erosi.
Sebelum
ditetapkan sebagai kawasan suaka margasatwa, di kawasan ini terdapat beberapa perusahaan pengusahaan
hutan maupun Batubara yang beroperasi, antara lain HPH PT Brajatama I, PT Brajatama II dan PT
Union Timber. Pada sebelah Timur kawasan beroperasi HPHTI PT Riau Andalan Pulp and Paper, dan sebelah Tenggara dilakukan oleh eksplorasi batubara oleh
PT Manunggal Inti Artamas dan PT Nusa Riau. Selanjutnya setelah
dilakukan penataan batas dan telah temu gelang, SM Bukit Rimbang Bukit Baling ditetapkan sebagai kawasan
suaka margsatwa berdasarkan
Keputusan Menteri Kehutanan Nomor SK. 3977/Menhut-VIII/KUH/2014 tanggal 23 Mei
2014 tentang Penetapan Kawasan Hutan Suaka Margasatwa Bukit Rimbang Bukit
Baling Seluas 141.226,25 hektar di Kabupaten Kampar dan Kabupaten Kuantan
Singingi Provinsi Riau. SM Bukit Rimbang Bukit Baling juga telah ditetapkan
sebagai Kesatuan Pengelolaan Hutan Konservasi (KPHK) Bukit Rimbang Bukit Baling
berdasarkan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor SK.
468/Menlhk/Setjen/PLA.0/6/2016 tanggal 17 Juni 2016.
POTENSI
KAWASAN :
a.
Flora
: kelat (Syzygium spp), medang (Dehaasia caesia), Mendarahan (Myristica
iners BI), Geronggang (Cratoxylon celebicum), Rambutan (Nephelium
lappaceum), Mempening (Quercus spp), Resak (Vatica rassak), Kedondong (Spondias pinnata kurz), Meranti (Shorea sp), Semangkok,
Balam (Palaquium sp), Payena (Payena sp), Berembung,
Ubar (Shorea
pauciflora King), Punak (Tetramerista glabra Miq.), Bintangur (Calophyllum spp), Marpoyan (Rhodamia cinera), Kopi-kopi (Rubiceae),
Pagar-pagar (Ixonanthes icosandra), Anai-anai, delik, Akar Gantung (Linia sp), Jelutung (Dyera sp), Rotan (Korthalsia sp,
Calamus sp), Pakis, Sendok sendok, Kantung semar
(Nepenthes sp) dan Raflesia merah putih
(Rafflesia
hasseltii) dan lain-lain.
b.
Fauna : Harimau sumatera (Panthera tigris
sumatrae), Macan ahan (Neofelis diardi), Kucing emas (Catopurna
temminckii), Kucing hutan (Felis bengalensis), Kucing
bulu (Felis marmorata), jenis jenis
mamalia lain yaitu Kijang (Muntiacus muntjak), Babi
berjenggot (Sus barbatus), Kancil/napu (Tragulus
napu), Rusa sambar (Rusa
unicolor), Kambing hutan (Capricornis sumatraensis), Babi hutan (Sus scrofa), Linsang (Prionodon linsang). Selain itu, terdapat juga jenis jenis
mamalia lainnya, seperti Musang belang (Hemigalus derbyanus), Binturong
(Arctictis binturong), Berang-berang pantai (Lutra lutra), Musang luwak
(Paradoxurus hermaphroditus), Ajag (Cuon alpinus), Beruang madu (Helarctos
malayanus), Tenggalung malaya (Viverra tangalunga), Musang kerah putih (Mustela
nudipes), Musang galling (Paguma larvata), Garangan (Herpestes sp), Berang
berang (Lutra sp), Musang tenggorokan kuning (Martes flavigula), Tapir asia
(Tapirus indicus), Trenggiling (Manis javanica), Landak (Hystrix brachyura),
Jelarang bilalang (Ratufa affinis), Landak ekor panjang (Trichys fasciculata),
Tikus rembulan (Echinosorex gymnura), Tikus (Rattus sp), Bajing tanah moncong
runcing (Rhinosciurus laticaudatus) dan Tupai / Bajing. Jenis jenis primata
yaitu Owa ungko (Hylobates agilis), Kokah (Presbytis femoralis), Monyet daun
(Presbytis sp),
Potensi
Jasa Lingkungan:
1.
Wisata Petualangan dan Landscape (Tracking dan Penyusuran
Sungai)
Untuk mencapai lokasi objek wisata maka digunakan perahu/ boat (istilah daerah: piyaujohnson atau robin) melalui sungai utama (Sungai Subayang) dimana pada daerah tertentu di sepanjang sungai dapat dilihat adanya pondok tempat masyarakat lokal berladang dan berternak, atau melihat kehidupan masyarakat lokal yang turun ke muara atau naik ke hulu sungai dengan menggunakan perahu. Perjalanan/trekking dilakukan dengan berjalan kaki melalui hutan-hutan primer dengan kondisi tanah yang berlumpur, dan selama perjalanan dapat menikmati pohon-pohon dari Famili Dipterocarpaceae, anggrek hutan dan kehidupan liar. Bila memasuki Desa Tanjung Belit dan Desa Salo atau Subayang Jaya maka kita akan menjumpai air terjun yang memiliki panorama yang indah dan alami. Untuk wisata trekking dan penyusuran sungai ini akan sangat menarik bagi mereka yang menyukai tantangan dan kehidupan liar.
2. Pengamatan Burung
(Bird watching; Nest; Jungle)
Pengamatan burung
dapat dilakukan di hutan-hutan primer dan sekunder atau sepanjang sungai saat perjalanan
menuju ke lokasi wisata. Berbagai jenis burung dapat kita lihat di antaranya murai daun, murai batu, kacer, dll. Beberapa masyarakat juga telah berhasil menangkarkan beberapa jenis
burung sehingga para wisatawan pun dapat menyaksikan penangkaran secara
langsung.
3. Pengamatan Primata
Pengamatan primata dapat dilakukan
pada saat menyusuri sungai ataupun ketika melewati hutan primer atau sekunder
yang ada di SM Bukit Rimbang Bukit Baling. Jenis primata
yang dapat dilihat atau diamati secara langsung dan mudah adalah monyet ekor panjang (Macaca fasicularis). Selain itu, di sepanjang Sungai Subayang juga dapat
dijumpai Siamang (Symphalangus
syndactylus) dan Owa ungko (Hylobates
agilis).
4. Wisata Air Terjun Batu Dinding
5. Pengamatan Track Harimau dan Jenis Kucing Hutan Lainnya
Satwa dilindungi yang terdapat di
SM Bukit Rimbang Bukit Baling diantaranya Harimau Sumatera (Panthera tigris
sumatrae) dan empat jenis kucing hutan lainnya.
6. Pengamatan Raflesia Merah-Putih (Rafflesia hasseltii)
7. Objek Wisata Budaya (Lubuk Larangan, Semah Rantau dll)
PETA KAWASAN :
Secara umum terdapat dua
akses utama menuju kawasan SM Bukit Rimbang Bukit Baling adalah melalui jalan
darat maupun sungai utama yaitu Sungai Subayang. Di dalam kawasan SM Bukit Rimbang Bukit Baling sendiri pada bagian Utara terdapat jalan ilegal di dalam kawasan
yang dapat dilalui sepeda motor. Kondisi ini juga turut andil dan berpotensi
mengancam kelestarian kawasan.
Jalur menuju kawasan SM Bukit Rimbang Bukit Baling
dapat ditempuh melalui Desa Gema, Kecamatan Kampar Kiri Hulu, Kabupaten Kampar yang berjarak sekitar 100 km atau sekitar 2 2,5 jam
dari Kota Pekanbaru, Provinsi Riau. Akses masuk ke dalam
kawasan selanjutnya menggunakan perahu (akses sungai) kurang lebih setengah jam
menuju Desa Muara Bio yang merupakan pintu masuk kawasan SM Bukit Rimbang Bukit
Baling.
Jalur lain menuju SM Bukit Rimbang Bukit Baling juga dapat ditempuh melalui kantor resort Bukit Rimbang dan Bukit Baling di Desa Petai, yang berjarak 120 km atau sekitar 3 3,5 jam dari Kota Pekanbaru ke Kecamatan Singingi Hilir, Kabupaten Kuantan Singingi dengan menggunakan transportasi darat. Dari kantor resort menuju akses terdekat masuk dalam kawasan SM Bukit Rimbang Bukit Baling yaitu Sungai Tapi yang merupakan ujung dari kawasan SM Bukit Rimbang Bukit Baling berjarak kurang lebih 12 km dengan menggunakan transportasi darat. Selain itu terdapat akses jalan yang dapat dilalui kendaraan besar seperti mobil dan truk menuju Desa Pangkalan Indarung yang berbatasan langsung dengan kawasan SM Bukit Rimbang Bukit Baling.
SM Bukit Rimbang Bukit
Baling juga berbatasan dengan Provinsi Sumatera Barat sehingga kawasan ini
dapat juga diakses melalui jalan dari Provinsi Sumatera Barat. Kondisi ini disatu sisi dapat memberikan ancaman apabila dalam rencana pengembangan maupun pembangunan aksesibilitas tidak
mempertimbangkan prinsip prinsip kelestarian kawasan SM Bukit Rimbang Bukit
Baling dan kawasan hutan disekitarnya.