SAAT SI CANTIK
PEKANBARU-Selasa 20 Februari 2018 bisa jadi merupakan pengalaman yg tak terlupakan dalam hidup Tim Rescue Konflik Harimau Sumatera di Kec. Pelangiran Kab. Indragiri Hilir, Prov. Riau.
Betapa tidak, selama 120 menit
menjadi saat paling mendebarkan dalam hidup karena baru hari ini berhadapan
langsung dengan raja hutan berjarak 3 m,
setelah selama hampir 2 bulan ini sang
raja hutan terus di cari.
Berawal dari kegiatan rutin pagi hari setelah breffing tim
oleh ketua regu lapangan Balai Besar KSDA Riau Tommy P Sinambela. Tim meluncur
ke lokasi kebun Tembusu blok 68 karena laporan perjumpaan oleh operator alat
berat di lokasi tersebut. Tim yang terdiri dari Balai Besar KSDA Riau, Polres Inhil
dan PKHS pada pukul 09.00 WIB sdh tiba
di lokasi. Masing masing memakai pengaman diri. Seperti tim deteksi mereka
memulai meneliti tiap jejak yang ada di sekitar lokasi.
Kewaspadaan tim di uji, saat
jejak jejak harimau mengarah ke hutan greenbelt di sebelah lokasi kebun. Tim
gabungan ini di dukung 2 anggota Kepolisian Polsek Pelangiran Polres Inhil yang
selalu siaga dengan 2 pucuk senjata
pendek dan 1 pucuk senjata panjang selain senjata Organik Polisi Kehutanan Balai
Besar KSDA Riau. Sesaat mereka saling
berpandangan seolah saling meminta persetujuan.
Akhirnya seperti digerakkan oleh
semangat dan keberanian, Tim melangkah hati-hati menerobos hutan melalui jalur
lorong lorong setapak.
Sekitar 30- 40 m masuk hutan,
degup jantung seluruh anggota seperti berdegup makin kencang. Langkah masing-masing nyaris tak bersuara. Hanya kemudian terdengar bisik ketua Tim (Tommy)
kepada Aiptu Alwis dan Brigadir Koprinaldi yang bersenjata, seperti memberi
isyarat utk waspada "banyak bekas cakaran di pohon..."
Tidak sampai 5 detik tiba tiba
seluruh anggota tim terperanjat, saat suara menggeram
"Ggrrrrrauuccchhh" pada jarak 4 meter Harimau yang oleh Tim Rescue
diberi nama " Bonita" sudah di hadapan mereka. Semua terpaku tak bergerak,
tak ada yg bersuara, mata mereka menatap nanar gerak-gerik sang Raja
Rimba.
Sekilas sang raja hutan berbungkung seperti siap
melompat menerkam. Situasi tak pasti antara akan terbebas atau jadi korban
sudah terbayang di kepala masing masing anggota tim. 8 orang Tim 2 diantaranya bersenjata tertutup geraknya
oleh Harimau Sumatera. Dalam kondisi genting Aiptu Alwin dari Polsek Pelangiran
sempat mengirim pesan kepada Ketua Tim Rescue di Pekanbaru, tak mungkin utk
menimbulkan berisik dengan telpon, sinyalpun tak selalu bersahabat di lokasi.
Ketua Tim Rescue segera
menghubungi Pihak PT. THIP utk
menggerakkan alat berat dan Pasukan Polres yang di BKO pengamanan di lokasi
dalam rangka siaga Konflik dan Api.
" bergerak mundur ke arah
tepi jalan perlahan.
saya minta bantuan di luar utk
masuk. bunyikan tembakan ke atas untuk menakuti harimau tersebut" begitu balasan dari Ketua Tim Rescue utk
menghadapi situasi darurat ini.
Sementara waktu terus bergerak
lambat. 10 menit seperti 10 tahun dalam ketidak pastian.." Kami hanya
menatap penuh kehati-hatian sambil berdoa." begitu ucap Azwar Hadhibina
Nasution salah satu anggota tim medis Balai
Besar KSDA Riau yg ada di lokasi.
Sementara Tim Polres dan pihak
perusahaan PT THIP pun tak kalah sibuk utk menuju TKP. Normalnya butuh waktu 45
menit dari camp Eboni ke TKP di
tengah debu pekat. Kendaraan-kendaraan Trail menderu
memecah keheningan siang itu di blok 68. Sepuluh orang anggota Polres
Inhil 20 menit sudah tiba di tepi hutan dengan senjata lengkap.
Kegelisahan Tim yang terkurung
Harimau Sumatera tak terkatakan lagi dalam situasi itu. Aiptu Alwin mencoba
mengokang senjatanya dan melakukan tembakan ke atas, namun situasi yang
mencekam dengan raja hutan yg semakin
mendekat di depan mata, bahkan tak jadi melakukan tembakan krn berfikir justru
akan membuat hatimau makin beringas.
Serasa dua tahun berada dalam
tekanan yang teramat sangat, akhirnya sayup sayup terdengar suara tembakan ke
udara mengusik keheningan. Raja rimba di
depan kami tiba tiba beringsut perlahan lahan mundur menjauh dari kami.
Polres Inhil menunjukkan
kapasitas yang luar biasa dalam kasus ini. Keputusan untuk tidak menembak satwa
liar Harimau Sumatera yang telah
mengurung Tim Rescue merupakan sikap profesional dan menjadi teladan yang baik
dalam standart penanganan konflik satwa liar khususnya Harimau Sumatera dengan
manusia.
Plt. Kepala Balai Besar, Suharyono sangat mengapresiasi kerja Tim di lapangan dan menyampaikan salut dan penghargaan yang tinggi kepada jajaran POLRES INHIL dan POLSEK PELANGIRAN. Salut dan terima kasih atas semangat seluruh anggota Tim Rescue Konflik Regu VI, ini menjadi penyemangat dalam rangka penyelamatan dan konservasi Harimau Sumatera dan terutama terimakasih kepada seluruh Tim Rescue Konflik Harimau Sumatera di Inhil.