Suaka Margasatwa Bukit Rimbang - Bukit Baling
SM Bukit Rimbang Bukit Baling pada awalnya ditunjuk melalui Keputusan Gubernur KDH Tk. I Riau No. 149/V/1982 tanggal 21 Juni 1982 tentang Penunjukan Areal Hutan di sekitar Bukit Rimbang Bukit Baling sebagai kawasan Hutan Tutupan/Suaka Alam seluas 136.000 hektar. Kemudian kawasan ini ditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan No. 3977/Menhut-VIII/KUH/2014 tanggal 23 Mei 2014 tentang Penetapan Kawasan Hutan Suaka Margasatwa Bukit Rimbang Bukit Baling Seluas 141.226, 25 hektar. Dalam mendorong pengelolaan kawasan konservasi, SM Bukit Rimbang Bukit Baling ditetapkan sebagai Kesatuan Pengelolaan Hutan Konservasi (KPHK) berdasarkan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No. 468/Menlhk/Setjen/PLA.0/6/2016 tanggal 17 Juni 2016.
POTENSI KAWASAN :
a. Flora
SM Bukit Rimbang Bukit Baling termasuk dalam tipe ekosistem hutan hujan dataran rendah dengan kekayaan jenis flora yang tinggi. Laporan Pelaksanaan Kegiatan Inventarisasi Flora di SM. Bukit Rimbang Bukit Baling pada Bulan Juli 2012 dan hasil Ekspedisi Ilmiah Studi Konservasi Lingkungan 2016 Himakova, IPB melaporkan di SM. Bukit Rimbang Bukit Baling terdapat 104 jenis flora diluar jenis anggrek-anggrekan dan cendawan muka rimau (Rafflesia haseltii) diantaranya, yaitu :
1. Antui (Monocarpia marginalis)
2. Arang-arang (Diospyros styraciformis)
3. Balam (Palagium hexandrum)
4. Bintangur (Calophyllum spp)
5. Geronggang (Cratoxylon celebicum)
6. Jengkol (Archidendron pauciflorum)
7. Jelutung (Dyera sp.)
8. Kandis (Garcinia xanthochymus)
9. Kantong semar (Nephentes sp.)
10. Kawang (Shorea singkawang)
11. Kelat (Eugenia sp.)
12. Kempas (Koompassia malaccensis)
13. Keranji (Diallium plastysepallum)
14. (Dialium patens)
15. Laban (Vitex pubescens)
16. Mahang (Macaranga macropila)
17. Manggis (Garcinia sp.)
18. Medang (Dehassia caesia)
19. Mempening (Quercus spp)
20. Meranti (Shorea sp)
21. Pasak bumi (Eurycoma longifolia)
22. Petai (Parkia speciosa)
23. Rambutan (Nephelium lappaceum)
24. Rambutan hutan (Nephellium cuspidatum)
25. Ramin (Gonystylus bancanus)
26. Resak(Cotylelobium spp)
27. Rotan (Korthalsia)
28. Sengon (Paraserianthes falcataria)
29. Simpur (Dillenia albifros)
30. Tampui (Blumeodendron tokbrai)
31. Tembesu
32. Terap (Artocarpus elasticus)
b. Fauna
SM Bukit Rimbang Bukit Baling memiliki keanekaragaman jenis satwa liar yang tinggi. Terdapat 5 (lima) dari enam jenis kucing, yaitu:
1. Harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae)
2. Macan dahan (Neofelis diardi)
3. Kucing emas (Catopurna temminckii)
4. Kucing hutan (Felis bengalensis)
5. Kucing batu (Felis marmorata)Gambar Harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae) hasil monitoring dengan kamera jebak (Sumber: dokumentasi BBKSDA Riau dan WWF-Indonesia)
Jenis-jenis mamalia lain, yaitu:
1. Kijang (Muntiacus muntjak)
2. Babi berjenggot (Sus barbatus)
3. Kancil/napu (Tragulus napu)
4. Rusa sambar (Rusa unicolor)
5. Kambing hutan (Capricornis sumatraensis)
6. Babi hutan (Sus scrofa)
7. Linsang (Prionodon linsang)
8. Musang belang (Hemigalus derbyanus)
9. Binturong (Arctictis binturong)
10. Berang berang pantai (Lutra lutra)
11. Musang luwak (Paradoxurus hermaphroditus)
12. Ajak (Cuon alpinus)
13. Beruang madu (Helarctos malayanus)
14. Tenggalung Malaya (Viverra tangalunga)
15. Musang kerah putih (Mustela nudipes)
16. Musang bulan (Paguma larvata)
17. Garangan (Herpestes sp)
18. Berang-berang (Lutra sp)
19. Musang tenggorokan kuning (Martes flavigula)
20. Tapir asia (Tapirus indicus)
21. Trenggiling (Manis javanica)
Jenis-jenis primata, yaitu:
1. Owa ungko (Hylobates agilis)
2. Kokah (Presbytis femoralis)
3. Monyet daun (Presbytis sp)
4. Beruk (Macaca nemestrina)
Jenis-jenis aves, yaitu:
1. Kangkareng hitam (Anthracoceros malayanus),
2. Kadalan beruang (Phaenicophaeus diardi)
3. Sempidan biru (Lophura ignita)
4. Puyuh sengayan (Rollulus rouloul)
5. Elang ular bido (Spilornis cheela)
6. Sempidan merah (Lophura erythrophthalma)
7. Delimukan zamrud (Chalcophaps indica)
8. Kuau raja (Argusianus argus)
9. Sipinjur melayu (Eupetes macrocerus)
10. Berkecet biru (Luscinia cyane)
Gambar Burung Kuau Raja (Argusianus argus) hasil monitoring dengan kamera jebak (Sumber: dokumentasi BBKSDA Riau dan WWF-Indonesia)
c. Potensi Jasa Lingkungan
1. Wisata Petualangan dan Landscape (Tracking dan Penyusuran Sungai)
Gambar Piyau robin sebagai salah satu alat transportasi utama di sepanjang sungai utama di SM Bukit Rimbang Bukit Baling (Sumber: dokumentasi WWF-Indonesia/Febri Anggriawan Widodo)
2. Pengamatan Burung (Bird watching; Nest; Jungle)
Pengamatan burung dapat dilakukan di hutan-hutan primer dan sekunder atau sepanjang sungai saat perjalanan menuju ke lokasi wisata. Berbagai jenis burung dapat kita lihat diantaranya murai daun, murai batu, kacer, dll. Beberapa masyarakat juga telah berhasil menangkarkan beberapa jenis burung sehingga para wisatawan pun dapat menyaksikan penangkaran secara langsung.
3. Pengamatan Primata
Pengamatan primata dapat dilakukan pada saat menyusuri sungai ataupun ketika melewati hutan primer atau sekunder yang ada di SM Bukit Rimbang Bukit Baling. Jenis primata yang dapat dilihat atau diamati secara langsung dan mudah adalah monyet ekor panjang (Macaca fasicularis). Selain itu, di sepanjang Sungai Subayang juga dapat dijumpai Siamang (Symphalangus syndactylus) dan Owa ungko (Hylobates agilis).
4. Wisata Air Terjun Batu Dinding
Gambar Suasana Air Terjun Batu dinding (Sumber: dokumentasi WWF-Indonesia/Febri Anggriawan Widodo)
5. Pengamatan Track Harimau dan Jenis Kucing Hutan Lainnya
Satwa dilindungi yang terdapat di SM Bukit Rimbang Bukit Baling diantaranya Harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae) dan empat jenis kucing hutan lainnya.
6. Pengamatan Raflesia Merah-Putih (Rafflesia hasseltii)
Gambar Raflesia merah-putih (Rafflesia hasseltii) (Sumber: dokumentasi BBKSDA-Riau dan WWF-Indonesia)
7. Objek Wisata Budaya (Lubuk Larangan, Semah Rantau, dll)
Lubuk larangan merupakan sungai yang dibatasi oleh masyarakat adat agar tidak dilakukan pengambilan ikan dengan cara apapun selama waktu tertentu dan diperoleh sanksi bagi siapapun yang melanggarnya. Pengambilan ikan lubuk larangan dilakukan bersamasama pada waktu yang telah disepakati, yang pada umumnya dilakukan menjelang bulan Ramadhan tiba. Objek wisata ini menyajikan berbagai jenis ikan sungai yang khas sehingga menjadi daya tarik pariwisata yang memikat. Lubuk larangan ada di setiap desa yang berada di dalam kawasan SM Bukit Rimbang Bukit Baling. Pada saat pengamatan Lubuk Larangan dapat dilakukan dengan menginap di rumah penduduk setempat (homestay) dan menikmati makanan khas setempat.Obyek wisata budaya Semah Rantau merupakan salah satu tradisi yang dilakukan oleh masyarakat di sepanjang Sungai Subayang setiap tahunnya, yaitu acara potong kerbau dimana bagian kepala kerbau Blok Pengelolaan SM Bukit Rimbang Bukit Baling 17 dihanyutkan ke sungai dengan maksud sebagai persembahan bagi buaya, sementara organ bagian dalam kerbau diletakkan di pinggir kawasan hutan sebagai persembahan kepada harimau yang menurut kepercayaan dianggap sebagai penjaga kampung.
Jalur menuju kawasan SM Bukit Rimbang Bukit Baling dapat ditempuh melalui Desa Gema, Kecamatan Kampar Kiri Hulu, Kabupaten Kampar yang berjarak sekitar 100 km atau sekitar 2-2,5 jam dari Kota Pekanbaru, Provinsi Riau. Akses masuk ke dalam kawasan selanjutnya menggunakan perahu (akses sungai) kurang lebih setengah jam menuju Desa Muara Bio yang merupakan pintu masuk kawasan SM Bukit Rimbang Bukit Baling.
Jalur
lain menuju SM Bukit Rimbang Bukit Baling juga dapat ditempuh melalui kantor resort Bukit Rimbang dan Bukit Baling di
Desa Petai, yang berjarak 120 km atau sekitar 3-3,5 jam dari Kota Pekanbaru ke
Kecamatan Singingi Hilir,
Kabupaten Kuantan Singingi dengan menggunakan transportasi darat. Dari kantor
resort menuju akses terdekat masuk dalam kawasan SM Bukit Rimbang Bukit Baling,
yaitu Sungai Tapi yang merupakan ujung dari kawasan SM Bukit Rimbang Bukit
Baling berjarak kurang lebih 12 km dengan menggunakan transportasi darat.
Selain itu, terdapat akses
jalan yang dapat dilalui kendaraan besar seperti mobil dan truk menuju Desa
Pangkalan Indarung yang berbatasan langsung dengan kawasan SM Bukit Rimbang
Bukit Baling.
SM Bukit Rimbang Bukit Baling juga berbatasan dengan
Provinsi Sumatera Barat sehingga kawasan ini dapat juga diakses melalui jalan
dari Provinsi Sumatera Barat. Kondisi ini disatu sisi dapat memberikan ancaman
apabila dalam rencana pengembangan maupun pembangunan aksesibilitas tidak
mempertimbangkan prinsip-prinsip kelestarian kawasan SM Bukit Rimbang Bukit
Baling dan kawasan hutan disekitarnya.