Breaking News
TIM BALAI BESAR KSDA RIAU BERSAMA MANGGALA ..
PETUGAS BIDANG WILAYA II HADIR AMANKAN KAWASAN ..
JAGA KAWASAN TWA BULUH CINA DENGAN BERPATROLI ..
JAGA KAWASAN TWA SUNGAI DUMAI DENGAN BERPATROLI ..
KOMPI KAVALERI RAJAWALI BAKTI TAMA TEBAR BIBIT ..
WARGA SERAHKAN SEEKOR KUCING HUTAN KE BALAI ..
TIM RESORT BUKIT RIMBANG SOSIALISASIKAN KEBERADAAN KAWASAN ..
TIM PATROLI TEMUKAN JALUR SEPEDA DAN PONDOK ..
PENYERAHAN KUKANG OLEH WARGA KE BALAI BESAR ..
PATROLI PERAIRAN KAWASAN SM KERUMUTAN OLEH TIM ..
  • Beranda
  • Gallery
  • Event
  • Pelayanan
    SIMAKSI Online Pengaduan SATS-DN Online
  • Kontak Kami
logo
  • Beranda
  • Profil
    • Sejarah
    • Tentang Kami
    • Rencana Strategi
    • Tugas dan Fungsi
    • Kepala Balai dari Masa ke masa
  • Organisasi
    • Struktur Organisasi
    • Dasar Hukum
    • Bagian Tata Usaha
      • Sub Bagian Umum
      • Sub Bagian Program dan Kerjasama
      • Sub Bagian Data, Evaluasi, Pelaporan dan Kehumasan
    • Bidang Teknis KSDAE
      • Seksi Pelayanan dan Pemanfaatan
      • Seksi Perencanaan, Perlindungan dan Pengawetan
    • Bidang KSDA Wilayah I
      • Seksi Konservasi Wilayah (SKW) II
      • Seksi Konservasi Wilayah (SKW) I
    • Bidang KSDA Wilayah II
      • Seksi Konservasi Wilayah (SKW) III
      • Seksi Konservasi Wilayah (SKW) IV
    • Nama-nama Resort
  • Data & Informasi
    • Peraturan Perundangan
      • UUD '45
      • UU RI
      • Peraturan Pemerintah
      • Peraturan Menteri
      • Peraturan Dirjen
      • Surat Keputusan
    • Jenis TSL Dilindungi
    • KPHK
      • KPHK Bukit Rimbang Bukit Baling
      • KPHK Kerumutan
      • KPHK Giam Siak Kecil Bukit Batu
    • Satgas Darkarhut BBKSDA Riau
    • Satgas Penanganan Konflik Satwa dan Klinik Satwa
    • Pusat Latihan Gajah (PLG)
    • Cagar Biosfer GSK Bukit Batu
    • Kawasan Esensial Pulau Rupat
    • Luas Kawasan Konservasi yang dikelola BBKSDA RIau
  • Kawasan Konservasi
    • SK. Kawasan Konservasi
    • Cagar Alam
      • CA Pulau Berkey
      • CA Bukit Bungkuk
    • Suaka Margasatwa
      • SM Tjg Padang
      • SM Tasik Serkap
      • SM Plg Sebanga
      • SM Balai Raja
      • SM Kerumutan
      • SM Bukit Batu
      • SM Giam Siak Kecil
      • SM Tasik Belat
      • SM Tasik Besar Serkap
      • SM Bukit Rimbang Bukit Baling
    • Taman Wisata Alam
      • TWA Buluh Cina
      • TWA Sungai Dumai
      • TWA Muka Kuning
    • Taman Buru Pulau Rempang
    • Taman Nasional Zamrud
    • KSA/KPA
      • Sungai Pulai
      • Gunung Kijang
      • Gunung Lengkuas
  • Perizinan
    • Izin Penangkaran Tumbuhan & Satwa Liar
    • Izin Pengedar Tumbuhan dan Satwa Liar dalam Negeri
    • Izin Pengedaran Luar Negeri Tumbuhan & Satwa Liar
    • izin pengambilan atau penangkapan tumbuhan & satwa liar yang tidak dilindungi
    • Permohonan Penerbitan Surat Angkut Tumbuhan & Satwa Liar
    • Permohonan Rekomendasi Penerbitan Sats ln
    • Permohonan rekomendasi izin lembaga konservasi
    • Permohonan rekomendasi izin iupswa
    • Permohonan izin iupjwa
    • Permohonan izin pemanfaatan air dan energi air di sm dan twa
    • Permohonan izin masuk kawasan konservasi
  • Publikasi
    • News
    • Booklet
    • Buku
    • Kegiatan
    • Videos
  • Beranda
  • Kawasan Konservasi
  • Suaka Margasatwa
  • SM Tasik Serkap

Suaka Margasatwa Tasik Serkap

Administrator    04/05/2018    8624

Suaka Margasatwa Tasik Serkap ditunjuk berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 173/Kpts-II/1986 tanggal 6 Juni 1986 dengan luasan 6.900 hektar. Kawasan ini kemudian ditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan Nomor SK. 94/Menhut-II/2014 tanggal 24 Januari 2014 tentang Penetapan Kawasan Suaka Margasatwa Tasik Serkap dengan luas 6636, 87 hektar. Suaka Margasatwa Tasik Serkap merupakan kawasan yang memiliki karakteristik yang khas, yakni tipe hutan rawa gambut dengan jenis keanekaragaman hayati flora dan fauna yang khas. Ekosistem rawa gambut pada kawasan SM Tasik Serkap terjaga dengan baik dengan keberadaan Sungai Serkap yang terjaga kondisi hidrologisnya.

Berdasarkan letak geografisnya, kawasan ini berada pada koordinat 0o22’-0o30’ LU dan 102o41’-102o48’ BT. Dan terletak pada bagian pesisir timur pulau Sumatera, dengan pesisir pantai yang berbatasan dengan sejumlah negara tetangga dan masuk dalam daerah Segitiga Pertumbuhan Ekonomi (Growth Triagle) Indonesia, Malaysia, Singapore (IMS-GT) dan secara tidak langsung sudah menjadi daerah Hinterland Kawasan Free Trade Zone (FTZ) Batam Tanjung Balai Karimun.

POTENSI KAWASAN :

a. Flora :

Keanekaragaman jenis flora di SM Tasik Serkap didominasi oleh tanaman-tanaman dengan famili Myrtaceae dan Dipterocarpaceae. Jenis-jenis flora yang umum dijumpai pada hutan rawa gambut di SM Tasik Serkap, yakni Meranti bunga (Shorea teysmanniana), Meranti batu (Shorea uliginosa), Kelat asam (Sandoricum koetjape), Ramin (Gonystylus bancanus), Resak (Vatica sp.), Terentang (Campnosperma sp.), Kempas (Koompassia malaccensis), dan beberapa jenis kantong semar (Nepenthes sp.).

 

Gambar Terentang (Campnosperma sp.), dan Kantong Semar (Nepenthes sp.)


Pada tahun 2016, Fauna & Flora International menemukan 152 jenis tumbuhan dengan 8 jenis tumbuhan termasuk dalam kategori yang dilindungi berdasarkan status IUCN. Hal ini menunjukkan bahwa keanekaragaman jenis tumbuhan pada tempat SM Tasik Serkap sangat tinggi dan perlu mendapatkan perhatian yang lebih dalam upaya pelestariannya. Ramin (Gonystylus bancanus) salah satu jenis tumbuhan yang sudah terancam keberadaannya di alam. Kualitas kayunya yang bagus menyebabkan tumbuhan ramin digolongkan ke dalam jenis kayu mewah. Disamping itu, untuk menghindari kepunahannya di alam, pemanenan dan pengambilan dari alam serta perdagangannya dikontrol melalui mekanisme kuota.


b. Fauna :

Berikut keanekaragaman jenis satwa liar di SM Tasik Serkap:

No.

Nama Lokal

Nama Ilmiah

Suku

PP. No. 7 Tahun 1999

1.

Cangak Merah

Ardea purpurea

Ardeidae

NP

2.

Kuntul Kerbau

Bubulcus ibis

Ardeidae

P

3.

Cekakak Belukar

Halcyon smyrnensis

Alcedinidae

P

4.

Pekaka Emas

Pelargopsis capensis

Alcedinidae

P

5.

Raja Udang Meninting

Alcedo meninting

Alcedinidae

P

6.

Dara Laut Sayap Putih

Chlidonias leucopterus

Sternidae

P

7.

Dara Laut Kecil

Sterna albifrons

Sternidae

P

8.

Kapinis Rumah

Apus affinis

Apodidae

NP

9.

Kapinis Jarum Kecil

Rhapidura leucopygialis

Apodidae

NP

10.

Walet Sarang putih

Aerodramus fuciphagus

Apodidae

NP

11.

Kipasan Belang

Rhipidura javanica

Muscicapidae

P

12.

Kirik - kirik Senja

Merops leschenaultia

Meropidae

NP

13.

Layang - layang Api

Hirundo rustica

Hirundinidae

NP

14.

Layang - layang Batu

Hirundo tahitica

Hirundinidae

NP

15.

Tiong Emas

Gracula religiosa

Sturnidae

P

16.

Tiong Lampu Biasa

Eurystomus orientalis

Coraciidae

NP

17.

Pelatuk Kundang

Chrysocolaptes validus

Picidae

NP

18.

Elang

-

Accipitridae

P

19.

Bubut Besar

Centropus sinensis

Cuculidae

NP

20.

Bubut alang – alang

Centropus bengalensis

Cuculidae

NP

21.

Lutung Kelabu

Trachypithecus auratus

Cercopithecidae

NP

22.

Siamang

Symphalangus syndactylus

Hylobatidae

P

23.

Ungko

Hylobates agilis

Hylobatidae

P

24.

Beruk

Macaca nemestrina

Cercopithecidae

NP

25.

Monyet ekor panjang

Macaca fascicularis

Cercopithecidae

NP

26.

Babi hutan

Sus scrofa

Suidae

NP

Keterangan : P (Dilindungi), NP (Tidak Dilindungi)


Dari 20 jenis burung dan 6 jenis mamalia yang ditemukan, sebanyak 9 jenis burung dan 2 jenis mamalia merupakan jenis yang dilindungi berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 7 Tahun 1999. Perlindungan kawasan Suaka Margasatwa Tasik Serkap sangat perlu sebagai bagian pelestarian habitat satwa liar yang dilindungi. Disamping itu, keberadaan semenanjung kampar dengan beberapa konsesi restorasi ekosistem di sekitar SM Tasik Serkap mendukung dalam keberlangsungan dan pertumbuhan populasi satwa liar di dalam kawasan. Berdasarkan data Fauna & Flora International (2016) ditemukan pada kawasan restorasi ekosistem Riau sebanyak 70 jenis mamalia, 220 jenis burung, dan 107 jenis reptil dan amfibi. Hal ini menunjukkan bahwa ekosistem hutan rawa gambut pada SM Tasik Serkap dan sekitarnya masih sangat terjaga dengan baik. Sehubungan dengan hal tersebut, perlu dilakukan upaya-upaya menurunkan potensi gangguan terhadap pelestarian flora dan fauna di dalam kawasan.

Gambar Monyet ekor panjang (Macaca fascicularis), dan Burung Cangak Merah (Ardea purpurea) 


c. Ekosistem :

Ekosistem rawa gambut pada SM Tasik Serkap dipengaruhi terhadap keberadaan perusahaan restorasi yang terdapat di sekitarnya. Disamping itu, pada kawasan SM Tasik Serkap dan sekitarnya terdapat beberapa pondok nelayan dengan aktivitas pencarian ikan dan beberapa rumah walet yang diduga bahan bangunan tersebut berasal dari hutan sekitar yang secara langsung atau tidak langsung dapat mengganggu kondisi hutan rawa gambut.


Gambar Pondok Nelayan dan Rumah Walet di SM Tasik Serkap dan sekitarnya


Hutan rawa gambut pada SM Tasik Serkap dan sekitarnya memiliki kepentingan untuk pengembangan sosial-ekonomi dan mendukung kehidupan masyarakat. Hal ini, apabila dikelola dengan baik atau dipertahankan sifat alamiahnya, maka hutan rawa gambut akan mampu memberikan berbagai jasa lingkungan bagi manusia maupun mahluk hidup lain di atas/sekitarnya. Kerusakan ekosistem lahan gambut dapat ditekan dengan cara mengelola berbagai atribut sensitif yang menjadi penyebabnya. Selama ini kerusakan yang terjadi disebabkan oleh banyak faktor manusia bila dibandingkan faktor alami.

Hampir seluruh areal di Semenanjung Kampar merupakan lahan gambut dengan tiga kubah gambut (peat dome) besar sebagai daerah intinya dengan kedalaman sekitar 16 meter dan beberapa kubah gambut kecil. Luas lahan gambut di Semenanjung mencapai ± 671.125 hektar dengan kedalaman gambut tergolong dalam hingga sangat dalam. Lahan gambut ini mencakup hampir seluruh areal Semenanjung Kampar (> 90%) (TBI, 2010).

Kelestarian ekosistem hutan rawa gambut sangat ditentukan oleh kondisi tata air yang dikendalikan oleh kubah di bagian tengahnya. Pengelolaan ekosistem gambut, termasuk pemanfaatannya untuk pembangunan hutan tanaman, kebun dan lahan pertanian, harus dilakukan pada skala lanskap dengan fokus pada penataan tata air melalui perlindungan bagian kubah dan sekitarnya (Supriatin, 2012).

Secara hidrologi, kerusakan sistem tata air akan menyebabkan ekosistem hutan gambut mengalami degradasi terus menerus, sekalipun tutupan lahan adalah hutan alam. Keputusan Presiden Nomor 32 Tahun 1990 tentang Pengelolaan Kawasan Lindung (Pasal 10) dan Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Tata Ruang Wilayah Nasional (Pasal 55 Ayat 2) mengamanatkan secara tegas perlindungan kubah gambut. Disebutkan kriteria kawasan bergambut yang harus ditetapkan sebagai kawasan lindung adalah tanah bergambut dengan ketebalan 3 meter atau lebih yang terdapat di bagian hulu sungai dan rawa.


d. Potensi Jasa Lingkungan

Gambar Sungai Serkap yang Membelah SM Tasik Serkap


Kawasan Suaka Margasatwa Tasik Serkap dilintasi oleh Sungai Serkap yang membelah kawasan ke arah bagian barat dan utara kawasan. Kondisi lingkungan yang terdapat di kawasan merupakan hutan rawa gambut cenderung basah sepanjang tahun. TFCA Sumatera menjelaskan bahwa kawasan ini termasuk ke dalam semenanjung kampar yang perlu dilindungi keberadaannya. Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Riau Nomor 10 Tahun 1994 tentang Rencana Umum Tata Ruang Provinsi Daerah Tingkat I Riau (Lembaran Daerah tahun 1994 Nomor 07), Semenanjung Kampar telah ditetapkan sebagai hutan lindung gambut. Eksistensi hutan gambut Semenanjung Kampar sangat penting dalam melindungi dan melestarikan keanekaragaman hayati dalam mempertahankan fungsi hidrologis dan penjaga stabilitas iklim mikro dan makro, serta sebagai adaptasi dan mitigasi perubahan iklim global dunia.


Gambar Kawasan SM Tasik Serkap dalam Kondisi Basah (Terendam)


Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 28 Tahun 2011, Kawasan Suaka Margasatwa Tasik Serkap, hanya dapat dimanfaatkan untuk kegiatan-kegiatan sebagai berikut:

1. Penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan

2. Pendidikan dan peningkatan kesadartahuan konservasi alam

3. Penyimpanan dan/atau penyerapan karbon, pemanfaatan air serta energi air, panas, dan angin serta wisata alam terbatas

4. Pemanfaatan sumber plasma nutfah untuk penunjang budidaya.


Gambar Danau/Tasik di dalam kawasan SM Tasik Serkap


Potensi lingkungan yang dapat dimanfaatkan di kawasan SM Tasik Serkap dalam dikembangkan ke arah penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan. Disamping itu, keberadaan tasik atau danau di dalam kawasan dapat dikembangkan sebagai potensi wisata alam. Ekosistem rawa gambut yang terdapat pada kawasan SM Tasik Serkap juga memiliki potensi karbon yang dapat dilakukan pengembangan lebih lanjut. Disamping itu, perusahaan-perusahaan konsesi yang terdapat di sekitar SM Tasik Serkap dapat dibangun sinergitas dalam mendukung penelitian dan ilmu pengetahuan.


e. Potensi Ekonomi dan Sosial Budaya

    1) Potensi Ekonomi

Secara ekonomi, masyarakat Kelurahan Teluk Meranti sangat terbantu dengan keberadaan perusahaan yang berada di sekitarnya. Terdapat perusahaan/konsesi IUPHHK-HT PT. RAPP, PT. Arara Abadi, serta beberapa perusahaan perkebunan sawit yang berada di sekitar Kelurahan Teluk Meranti dan Desa Pulau Muda. Keberadaan perusahaan-perusahaan ini berperan dalam menyediakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat dan pengembangan ekonomi masyarakat sebagai bagian dari community development perusahaan.

Kondisi perekonomian masyarakat pada Kelurahan Teluk Meranti semakin lebih baik dengan keberadaan obyek wisata “bono” yang didukung pengembangannya oleh Dinas Pariwisata Provinsi Riau. Obyek wisata ini secara tidak langsung berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi masyarakat di Kelurahan Teluk Meranti. Dalam perencanaan pengembangan ekonomi masyarakat, maka diperlukan inovasi-inovasi dalam memanfaatkan sumber daya yang telah tersedia menjadi potensi pasar yang bernilai jual tinggi. Oleh karena itu, dalam mendukung arah kebijakan pembangunan pada sektor wisata alam khususnya wisata Gelombang Bono, maka usaha-usaha kreatif berupa industri kecil dan kerajinan rakyat perlu didorong yang akan bermanfaat dalam peningkatan kondisi perekonomian masyarakat sekitar.

Disamping itu, masyarakat pada Kecamatan Teluk Meranti juga banyak melakukan aktivitas di bidang perkebunan. Beberapa komoditas yang umum ditanam masyarakat, yakni tanaman karet, tanaman kelapa, dan tanaman kelapa sawit. Namun, produksi perkebunan karet cenderung menurun. Hal ini dapat diindikasikan bahwa terdapat kecenderungan masyarakat mengkonversi lahan perkebunan karetnya menjadi perkebunan sawit dengan mempertimbangkan nilai ekonomis dari kelapa sawit. Perekonomian masyarakat masih cenderung bergerak di bidang pertanian dan perkebunan. Hal ini menyebabkan kebutuhan lahan akan terus meningkat sesuai pertumbuhan penduduk pada Kelurahan Teluk Meranti.

Berdasarkan pemantauan di lapangan dan survey dengan masyarakat, berkembang rumah-rumah walet yang terdapat di sekitar Kelurahan Teluk Meranti. Berkembangnya rumah walet ini disebabkan terdapatnya pemahaman masyarakat bahwa hasil sarang walet dapat mencapai 16 juta per kilogram untuk kualitas super dan 9 juta per kilogram untuk kualitas standar. Hasil sarang walet yang diterima masyarakat dapat mencapai 6-14 juta dalam sebulan dan rata-rata selama 6-8 bulan, burung-burung walet sudah mulai memasuki rumah walet. Hal ini yang menyebabkan masyarakat Keluran Teluk Meranti memiliki keinginan untuk membangun rumah walet.

   

    2) Potensi Sosial Budaya

Secara budaya, masyarakat nelayan pada Kelurahan Teluk Meranti memiliki kearifan lokal dalam melakukan aktivitas mencari ikan. Terdapat pelarangan terhadap masyarakat agar tidak menangkap ikan dengan menggunakan racun ataupun menggunakan jaring besar atau pukat harimau, serta menggunakan setrum listrik. Masyarakat yang berada pada Kelurahan Teluk Meranti masih memiliki kekerabatan, dimana sebagian besar masyarakat masih keluarga dengan suku Melayu Petalangan.


3) Inventarisasi Masyarakat yang Tinggal di Dalam dan Sekitar Kawasan SM Tasik Serkap

Masyarakat yang berada di dalam dan sekitar SM Tasik Serkap merupakan masyarakat yang bekerja sebagai nelayan pada Sungai Serkap yang membelah kawasan. Berdasarkan data yang didapatkan dari Kelurahan Teluk Meranti, ada 21 masyarakat nelayan yang mencari ikan di sepanjang Sungai Serkap, diantaranya 12 orang merupakan nelayan yang aktif mencari ikan di sepanjang Sungai Serkap, sedangkan 9 orang lagi merupakan nelayan yang musiman. Sebagian besar masyarakat nelayan tersebut mencari ikan di dalam dan sekitar SM Tasik Serkap. Sebanyak 18 nelayan yang mencari ikan di dalam dan sekitar kawasan SM Tasik Serkap. Terdapat 5 pondok nelayan di danau atau tasik yang ada di dalam kawasan SM Tasik Serkap. Selain itu, 4 pondok nelayan berada di luar kawasan SM Tasik Serkap. Berdasarkan informasi yang didapatkan, masyarakat nelayan secara bergantian menggunakan pondok nelayan yang ada.


Gambar Pondok Nelayan di dalam SM Tasik Serkap


Masyarakat nelayan umumnya mencari ikan menggunakan bubu atau perangkap untuk mendapatkan hasil berupa ikan-ikan yang berukuran kecil dan sedang. Untuk mendapatkan ikan yang berukuran besar, digunakan jerat dengan umpan ikan baung. Hasil ikan yang didapatkan menggunakan bubu pada nantinya akan diasapkan atau salai agar ikan tersebut kering dan dapat tahan lama sebelum nantinya dibawa keluar dari Sungai Serkap ke tempat penjualan atau pasar.

Gambar Hasil Ikan Menggunakan “bubu”, dan Ikan Salai


f. Kondisi fisik kawasan

1) Iklim

Tipe iklim Suaka Margasatwa Tasik Serkap termasuk ke dalam tipe iklim A dengan kondisi curah hujan tidak terlalu tinggi. Rata-rata curah hujan pada tahun 2010 berkisar antara 127,8 mm sampai 318,3 mm. Suhu dan kelembaban udara disuatu tempat antara lain ditentukan oleh rendahnya tempat tersebut terhadap permukaan laut dan jaraknya dari pantai. Pada tahun 2010 suhu udara rata-rata pada siang hari berkisar antara 33oC-35,4oC, sedangkan pada malam hari berkisar antara 20,5oC-23,2oC. Suhu udara maximum 35,4oC terjadi pada bulan mei 2010, sedangkan suhu udara minimum terendah 20,5oC terjadi pada bulan juli 2010. Sedangkan rata-rata kelembaban udara selama tahun 2010 berkisar antara 78-83 persen.

     

2) Geologi dan Tanah

Kawasan SM Tasik Serkap umumnya berada pada ketinggian berkisar antara 0-30 mdpl. Tipe tanah pada kawasan SM Tasik Serkap, yakni Fluvaquents dan Ustipsamments.

 

3) Topografi

Kondisi topografi kawasan Suaka Margasatwa Tasik Serkap sebagian besar datar dan cenderung berair, disebabkan kondisi rawa gambut yang basah.

     

4) Hidrologi

Kawasan Suaka Margasatwa Tasik Serkap masuk ke dalam Daerah Aliran Sungai (DAS) Kampar. Kawasan ini dilalui Sungai Serkap yang membelah kawasan ke arah utara menuju ke timur kawasan. Pemahaman sistem hidrologi di hutan rawa gambut sangat penting karena peranan vitalnya dalam menjaga dan mengatur siklus hidrologi. Secara hidrologis bentang alam kawasan SM Tasik Serkap berperan dalam sirkulasi air tanah dan memasok air, serta mencegah banjir dan intrusi air laut. Bentuk kubah ini sangat berarti untuk tandon air (aquifer) terutama di musim kemarau karena kemampuan gambut menyerap air tergantung pada ketebalan, kualitas dan densitasnya.

 

PETA KAWASAN :


AKSESIBILITAS KAWASAN :

Kota terdekat dengan SM Tasik Serkap adalah Pangkalan Kerinci dengan waktu tempuh dari Kota Pekanbaru menggunakan kendaraan darat perlu waktu 1,5 jam, kemudian dilanjutkan ke Kecamatan Teluk Meranti dengan waktu tempuh 2,5 jam. Akses menuju kawasan SM Tasik Serkap dari Kecamatan Teluk Meranti ditempuh menggunakan kapal ketingting dengan waktu tempuh 4 jam.

Quick Respon

Quick Respon

Recent Posts

TIM BALAI BESAR KSDA RIAU BERSAMA MANGGALA AGNI, TNI, BABINKAMTIBMAS PADAMKAN SIJAGO MERAH

PETUGAS BIDANG WILAYA II HADIR AMANKAN KAWASAN TAMAN NASIONAL ZAMRUD

JAGA KAWASAN TWA BULUH CINA DENGAN BERPATROLI

JAGA KAWASAN TWA SUNGAI DUMAI DENGAN BERPATROLI

KOMPI KAVALERI RAJAWALI BAKTI TAMA TEBAR BIBIT IKAN NILA DI DANAU TANJUNG PUTUS

Popular Posts

  • Suaka Margasatwa Giam Siak Kecil
  • Suaka Margasatwa Bukit Rimbang - Bukit Baling
  • Struktur Organisasi Balai Besar KSDA Riau
  • Suaka Margasatwa Balai Raja
  • Sejarah Singkat Balai Besar KSDA Riau

Category Posts

Sejarah Tentang Kami Rencana Strategi Tugas dan Fungsi Struktur Organisasi Dasar Hukum Jenis TSL Dilindungi SK. Kawasan Konservasi Taman Buru Pulau Rempang News Booklet Buku Kegiatan Satgas Darkarhut BBKSDA Riau Pusat Latihan Gajah (PLG) Videos Permohonan izin masuk kawasan konservasi Taman Nasional Zamrud Luas Kawasan Konservasi yang dikelola BBKSDA RIau Kepala Balai dari Masa ke masa Nama-nama Resort

Tentang Kami

BBKSDA Riau sebagai organisasi Eselon II berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No. P.08/MenLHK/Setjen/OTL.0/I/2016 tanggal 29 Januari 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Konservasi Sumber Daya Alam mempunyai 4 (empat) jabatan Eselon III dan 9 (sembilan) jabatan Eselon IV.

Statistik Pengunjung

  • Pengunjung Online: 11
  • Pengunjung Hari Ini: 166
  • Total Pengunjung: 538.660
  • Hits Hari Ini: 1.235
  • Total Hits: 5.754.788

Link Terkait

  • KemenLHK
  • Ditjen KSDAE
  • Biro Kepegawaian dan Organisasi
  • BP2SDM-MENLHK
  • SIPONGI
  • BKN
  • MEN PANRB

Hubungi Kami

Jl. H.R. Soebrantas Km. 8.5, Sidomulyo Barat-Arengka, Kode Pos 28294, Pekanbaru.

0761-63135

Fax -

bbksdariau2017@gmail.com

2017 © BALAI BESAR KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM RIAU. Developed by Jenderal Software.