Upaya Translokasi Gajah Sumatera (Elephas maximus sumatranus) yang keluar dari habitatnya di Kec. Pangkalan Kerinci, Kab. Pelalawan
Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Provinsi Riau melalui tiga ekor gajah jinak dari Pusat Latihan Gajah (PLG) Minas menggiring dua ekor Gajah liar yang telah bergerak keluar dari habitatnya hingga sampai ke Kecamatan Pangkalan Kerinci, Kabupaten Pelalawan, Riau, sejak awal Januari 2024.
Kepala Bidang Wilayah I Balai Besar KSDA Riau, Andri Hansen Siregar, Jumat, mengatakan upaya penggiringan gajah liar untuk kembali ke habitatnya dilakukan oleh tim gabungan. Selain dari Balai Besar KSDA Riau, ada juga Balai Taman Nasional Tesso Nilo, TNI, Polri, pemerintah daerah dan beberapa masyarakat setempat di ibu kota Kabupaten Pelalawan tersebut.
"Akan tetapi terkendala banjir pada jalur lintas menuju habitat gajah di lanskap Tesso Nilo sehingga pergerakan gajah terbatas. Akhirnya kedua gajah itu selesai digiring Kamis kemarin (01/02)," katanya.
Dia mengatakan translokasi itu mulai dilakukan 17 Januari 2024 dengan tim gabungan serta beberapa lembaga masyarakat melakukan rapat bersama di Kantor Bupati Kabupaten Pelalawan. Saat itu proses penggiringan kembali ke habitat lanskap Tesso Nilo tidak mungkin dilakukan.
Kemudian baru pada Kamis (25/1) tim gabungan dan masyarakat mulai melakukan upaya evakuasi ke salah satu kantong habitat Gajah di Riau. Pada Sabtu (27/01) tim telah berhasil mengevakuasi satu ekor Gajah liar dengan perkiraan umur tujuh tahun dan diberi inisial nama “HASNAN”. Satu Gajah liar lainnya belum berhasil dievakuasi," ujarnya.
"Pada Selasa (29/1) untuk menjaga keselamatan dan mempertahankan sifat alaminya, Hasnan berhasil dilepas ke lokasi kantong habitat Gajah di Riau," ujarnya.
Selanjutnya pada Rabu (31/01) satu gajah liar lainnya berhasil dievakuasi dan diberi inisial nama “BAHRI”. Sekitar pukul 21.00 WIB, tim juga melakukan upaya translokasi ke kantong habitat Gajah di Provinsi Riau.
Pelepasan Gajah Bahri dilakukan di kantong habitat Gajah liar yang populasinya dominan berjenis kelamin betina. Sehingga dengan adanya individu gajah jantan Bahri ini diharapkan akan terjadi keseimbangan rasio seks pada populasi Gajah liar tersebut.
"Tim akan terus melakukan pemantauan pasca proses translokasi. Balai Besar KSDA Riau menyampaikan terimakasih atas dukungan dari berbagai pihak selama proses translokasi berlangsung," ujarnya.*