Kematian Gajah Sumatera Liar (Elephas maximus sumatranus) di Kabupaten Pelalawan - Riau
SIARAN PERS
(Nomor : SP. 17/K.6/TU/HMS.2.1/11/2023)
Balai Besar KSDA Riau memberitakan adanya kematian Gajah liar yang tergabung dalam kelompok kantong Gajah Tesso Tenggara di Kabupaten Pelalawan pada tanggal 16 November 2023 setelah mendapatkan upaya penyelamatan dan tindakan medis oleh Tim Wildlife Rescue Unit (WRU) Balai Besar KSDA Riau bekerjasama dengan para pihak di lapangan dengan penjelasan sebagai berikut:
- Pada tanggal 13 November 2023 sekira pukul 15.00 WIB, Balai Besar KSDA Riau menerima laporan bahwa salah satu karyawan lapangan pemegang izin konsesi di Provinsi Riau melihat individu anak Gajah liar (Elephas maximus sumatranus) yang tertinggal hingga terpisah dari kelompoknya diduga karena sakit. Segera setelah menerima laporan pada tanggal 14 November 2023, Tim WRU Balai Besar KSDA Riau yang terdiri dari tenaga medis dan perawat Gajah bekerjasama dengan para pihak di lapangan melakukan tindakan medis pertama. Berdasarkan observasi tim medis setelah proses pembiusan teridentifikasi, bahwa gajah tersebut berkelamin jantan dengan umur sekitar 2 (dua) tahun dan perkiraan bobot badan sekitar 500 kg. Selain hal tersebut juga diketahui terdapat lilitan tali nylon pada kaki kanan depan Gajah yang diduga sudah lama terpasang sehingga membuat luka sangat dalam hingga menyisakan persendian. Terhadap luka tersebut dilakukan pengobatan dengan memberikan obat antibiotik, antiinflamasi, vitamin dan infus hingga pemberian antidota sehingga gajah kembali sadar dan langsung bergerak agresif.
- Pengobatan lanjutan dilakukan pada tanggal 15 November 2023. Pada saat proses pembiusan Gajah untuk pelaksanaan pengobatan, anak gajah terlihat lebih agresif dan cenderung menghindar. Hasil observasi tim medis diketahui bahwa kondisi kaki kanan Gajah di bagian persendian yang luka tersebut semakin merenggang karena otot dan tendornya sudah putus serta terlihat seperti akan lepas. Terhadap luka tersebut dilakukan pengobatan dengan memberikan obat antibiotik, antiinflamasi, vitamin dan infus hingga pemberian antidot sehingga Gajah kembali sadar dan langsung bergerak agresif. Berdasarkan pengalaman pengobatan oleh tim medis pada tahun 2016 terhadap Gajah liar yang tergabung pada kantong Gajah Giam Siak Kecil dengan kondisi luka yang hampir sama, bagian kaki tersebut akan lepas secara alami dan proses penyembuhannya akan lebih efektif bilamana tetap bergabung dengan kelompoknya di habitat alaminya.
- Pengobatan ketiga dilakukan pada tanggal 16 November 2023. Tim medis ketika itu mendapati Gajah sedang berendam pada anak sungai yang terhubung dengan kanal yang berdekatan dengan kelompok Gajah liar lainnya, sehingga kesulitan untuk melakukan pengobatan. Tim selanjutnya melakukan pemantauan dari jarak aman terdekat dan sekitar pukul 14.30 WIB, kelompok Gajah lainnya beregerak agak menjauh dari Gajah yang terluka dan seketika itu Tim mendekati anak Gajah yang sedang berendam. Salah seorang Mahout pada tim berupaya mengarahkan agar Gajah naik ke darat untuk dapat dilakukan pengobatan.
- Akan tetapi tidak berhasil dan Gajah tetap berendam serta mengeluarkan suara keras dan langsung merebahkan diri di dalam anak sungai tersebut. Melihat kondisi tersebut tim langsung turun ke anak sungai dan memeriksa Gajah tersebut dan ternyata Gajah sudah tidak bernafas (mati).
- Atas kondisi tersebut langsung dilakukan nekropsi dengan hasil bahwa terdapat timbunan cairan pada paru-paru dan kematian diduga juga disebabkan karena kondisi Gajah sudah mengalami infeksi sehingga menyebabkan daya tahan tubuh menurun. Selanjutnya terhadap jasad Gajah langsung dikuburkan disekitar lokasi kejadian.
Pekanbaru, 28 November 2023
Informasi lebih lanjut :
Kepala Balai Besar KSDA Riau : Genman Suhefti Hasibuan, S.Hut., M.M
Penanggung jawab berita : Humas Balai Besar KSDA Riau
- Website: www.bbksda-riau.id
- Youtube: Balai Besar KSDA Riau
- Facebook : Balai Besar KSDA Riau
- Instagram : @bbksda_riau
- Call Center : 0813-7474-2981