Cagar Alam Bukit Bungkuk
POTENSI KAWASAN :
a. Flora :
Flora yang terdapat di dalam kawasan ini, yakni Gelam (Melaleuca leucadendron), Balam (Palaquium walsurifolium), Meranti merah (Shorea acuminata), Pasak bumi (Eurycoma longifolia), Kempas (Koompassia malaccensis), Tampui (Elateriospermum tapos), Rengas (Gluta rengas), Tembesu (Fragraea fragrans), Terap (Artocarpus sp.), dan daun sang gajah/Salo (Johannesteijsmannia altifrons). Disamping itu, terdapat juga Pohon Kulim (Scorodocarpus borneensis) yang merupakan jenis pohon yang banyak diminati untuk diolah menjadi kayu olahan. Kawasan CA. Bukit Bungkuk juga memiliki Bunga Bangkai (Amorphophallus gigas) yang tumbuh diantara bulan Agustus-Oktober.
Hartini & Wawaningrum (2011) menyampaikan bahwa dalam Inventarisasi anggrek di kawasan Bukit Bungkuk ditemukan 20 jenis yang terdiri atas 14 jenis anggrek epifit dan 6 jenis anggrek terestrial. Jenis-jenis anggrek terestrial, yakni Liparis rheedii (Blume) Lindl., Corymborkis veratrifolia Lindl., Eulophia spectabilis (Dennst.) Suresh, Renanthera elongata Blume, Dipodium paludosum (Griff.) Rchb.f., dan Aphyllorchis pallida Blume. Selain itu, terdapat juga 14 jenis anggrek epifit, yakni Coelogyne rochussenii De Vriese, Coelogyne foerstermannii Rchb.f., Bulbophyllum sp., Bulbophyllum odoratum (Blume) Lindl., Dendrobium connatum (Blume) Lindl., Dendrobium salaccense (Blume) Lindl., Dendrobium leonis (Lindl.) Rchb.f., Epigenium sp., Pomatocalpa spicata Breds., Cymbidium finlaysonianum Lindl., Cymbidium bicolor Lindl., Gastrochillus sp., Dendrobium crumenatum Sw, dan Acriopsis lilifolia (Koen.) Ormerod.Gambar Daun Sang Gajah/Salo (Johannesteijsmannia altifrons), Tumbuhan Endemik Cagar Alam Bukit Bungkuk
b. Fauna :
Berikut ini keanekaragaman jenis satwa liar yang terdapat dalam kawasan CA. Bukit Bungkuk:
1. Ungko (Hylobates agilis)
2. Simpai (Presbytis melalophos bicolor)
3. Burung Elangalap Jambu (Accipiter trivirgatus)
4. Burung Sempi dan Biru (Lophura ignita)
5. Burung Sempi dan Merah (Lophura erythrophthalma)
6. Burung Kuau Raja (Argusianus argus)
7. Burung Punai Daun (Treron olax)
8. Burung Cabak Kota (Caprimulgus affinis)
9. Landak (Hystrix brachyura)
10. Pelanduk (Tragulus sp.)
11. Beruk (Macaca nemestrina)
12. Angkis Ekor Panjang (Trichys fasciculata)
13. Trenggiling (Manis javanica)
14. Bajing
15.
Tikus
16. Kijang (Muntiacus muntjac)
17. Tapir (Tapirus indicus)
18. Rusa Sambar (Rusa unicolor)
19. Babi Hutan (Sus scrofa)
20. Macan Dahan (Neofelis diardi)
21. Ajag/Anjing Hutan (Cuon alpinus)
22. Beruang (Helarctos malayanus)
23. Harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae)
24. Linsang (Prionodon linsang)
25. Musang Belang (Hemigalus derbyanus)
26. Binturong (Arctictis binturong)
27. Kucing Emas Asia (Catopuma temminckii)
28. Kucing Hutan (Felis bengalensis)
29. Kucing Batu (Felis marmorata)
30.
Musang Bulan (Paguma larvata)
31. Musang Leher Kuning (Martes flavigula)
Gambar Burung Cabak Kota (Caprimulgus affinis) dan Simpai (Presbytis melalopohos bicolor)
c. Potensi Jasa Lingkungan :
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2011, Kawasan Cagar Alam Bukit Bungkuk, hanya dapat dimanfaatkan untuk kegiatan-kegiatan sebagai berikut :
1. Penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan
2. Pendidikan dan peningkatan kesadartahuan konservasi alam
3. Penyerapan dan/atau penyimpanan karbon
4. Pemanfaatan sumber plasma nutfah untuk penunjang budidaya
Memperhatikan hal tersebut, potensi jasa lingkungan yang dapat dimanfaatkan di dalam kawasan Cagar Alam Bukit Bungkuk hanya pemanfaatan karbon. Namun, terdapat potensi-potensi jasa lingkungan di dalam kawasan yang dapat diintegrasikan dengan keberadaan kawasan hutan lainnya di sekitar kawasan Cagar Alam Bukit Bungkuk. Potensi-potensi tersebut, adalah :
1. Waduk Koto Panjang
Kawasan Cagar Alam Bukit Bungkuk memiliki keunikan dengan kawasan konservasi lainnya di Provinsi Riau, dimana di sekitar kawasan terdapat waduk yang digunakan sebagai sumber pembangkit listrik tenaga air (PLTA). Waduk PLTA Koto Panjang memiliki peranan yang sangat penting untuk pembangkit listrik tenaga air, transportasi dan wisata di wilayah ini. Keberadaan waduk Koto Panjang memiliki panorama alam yang indah dengan latar deretan bukit-bukit yang ditumbuhi berbagai jenis pepohonan, yang salah satunya adalah bagian dari Cagar Alam Bukit Bungkuk.
Kawasan CA. Bukit Bungkuk merupakan catchment area bagi kawasan waduk Koto Panjang, sehingga kelestarian kawasan ini sangat berkaitan dengan sumber air bagi PLTA Koto Panjang. Rusaknya kawasan CA. Bukit Bungkuk dapat menyebabkan terjadinya erosi pada saat hujan yang mengakibatkan pendangkalan pada waduk dan pada saat musim hujan mampu menyebabkan terjadinya kebanjiran pada waduk. Disamping itu, pada musim kemarau akan menyebabkan terjadinya kekeringan.
Gambar Sebagian Waduk Koto Panjang di dalam wilayah Cagar Alam Bukit Bungkuk
2. Air Terjun
Dalam kawasan Cagar Alam Bukit Bungkuk terdapat beberapa air terjun yang memiliki tinggi bervariasi antara 2 sampai 3 meter. Kondisi topografi yang berbukit-bukit dengan kondisi yang curam, membentuk air terjun pada aliran sungai yang berada di dalam kawasan Cagar Alam Bukit Bungkuk.Dalam kawasan Cagar Alam Bukit Bungkuk terdapat banyak sungai-sungai yang mengalir di dalam kawasan. Pada saat hujan, permukaan air di sungai-sungai tersebut naik hingga 1 meter. Hal ini akan sangat berbahaya apabila pada bagian puncak-puncak bukit di kawasan Cagar Alam Bukit Bungkuk mengalami penggundulan yang dapat berakibat terjadinya banjir besar yang membawa kayu-kayu bekas penebangan liar atau pohon-pohon di bukit tersebut.
Gambar
Air Terjun di Desa Bukit Melintang
PETA KAWASAN :
AKSESIBILITAS KAWASAN :
Kota terdekat dengan
kawasan Cagar Alam Bukit Bungkuk adalah Kota Bangkinang dengan waktu tempuh 2
jam dari Kota Pekanbaru dengan kendaraan darat. Dari Kota Bangkinang ke dalam
kawasan Cagar Alam Bukit Bungkuk dapat dilalui dengan jalur darat (waktu tempuh
2-3 jam) atau dengan jalur air melalui waduk Koto Panjang (waktu tempuh ±2
jam).